Deerhunter adalah four-piece indie rockers yang berasal dari Atlanta (home of Black Lips, Snowden), beranggotakan Bradford Cox (aka Atlas Sound), Moses Archuleta, Josh Fauver, dan Lockett Pundt (aka Lotus Plaza). Band ini berdiri tahun 2001 digawangi oleh Bradford Cox dan drummer/keyboardist Moses Archuleta. Sebelum merekam album pertama Turn It Up Faggot, the group's original bassist Dan Bosworth meninggal dunia karena head injury akibat kecelakaan skate boarding dan akhirnya digantikan Josh Fauver. Setelah merilis Turn It Up Faggot, Cox menggaet sahabat lamanya Lockett Pundt untuk bergabung, thus solidifying the current line-up.
Album ini direkam dalam dua session, yang dicapai setelah melalui proses rekaman yang sangat frustrating bagi mereka karena beberapa kali menemui kegagalan tidak kunjung mendapatkan sound yang mereka inginkan melalui tape music. Panic attacks and breakdowns were common during these sessions, namun mereka tetap berkonsentrasi untuk menghasilkan musik yang mereka impikan. Alhasil session pertama/first half of the album yang begitu stressful rampung diselesaikan dalam waktu yang sangat ekstrim: SATU HARI. First half is noisy, moody, and mostly instrumental except for Bradford Cox's occasional, heavily distorted sing-talking.
"Intro" berisi tebing-tebing suara angin yang dibasahi suara air mengalir. Untuk sesaat terdengar sangat damai, hingga masuk gema bass dan raungan efek-efek yang melahirkan kepanikan. It's quiet nervy, tapi Cox brilliant memang, suara gema bass yang terdengar itu ternyata adalah bass line untuk lagu kedua "Cryptograms". Track yang menjadi hit single ini sangat mengingatakan pada Can, karena pola musik yang sangat krautrocky ini didominasi oleh minimal bass pattern, old german surf drums, dan hook-hook gitar yang kelam namun fuzzy. Next comes "White Ink" which is just strummed guitar chords running through a delay-phaser. "Lake Somerset" bernuansa post-punk, penuh dengan eerie vocal Cox yang meraung-raung dibalik efek yang sangat mistis plus late 70's A Certain Ration drums. Tape loops di "Providence" menjadi jembatan untuk masuk ke "Octet", another pseudo post-punk yang sangat powerful (baca: peaceful.)
Second half of Cryptograms direkam beberapa bulan setelahnya, setelah semuanya pulih dari kepenatan yang dialami dari proses rekaman bagian pertama. Perubahan timbul di bagian kedua, yang mana the band actually sounds happy here, but happy in the disoriented sense, as though their old music had been administered a great number of painkillers and antidepressants. Drone manis "Red Ink" menjadi pembuka untuk 3 washed-out pop songs berikutnya yang sangat penting bagi album ini. "Spring Hall Convert" diawali dengan suara rapuh Cox "So I woke up.." which somehow reminds me of Radiohead! Intro gitar "Strange Lights" sangat serupa dengan Eno's "Needle in the Camel's Eye", hanya saja diselesaikan dengan retro power pop yang sangat depressing. "Hazel St" adalah track favorit gue, menyuguhkan alunan melodi hibridasi antara Interpol dan BSS yang sangat unik. Vokal Cox sangat cocok menyanyikan riff lagu yang happy sekaligus depressing ini, bercerita tentang mimpinya untuk menjadi seseorang yang sehat dan dapat tinggal di Hazel St, sebuah kota di Georgia. (Umur 16-nya dihabiskan ditempat tidur rumah sakit karena perawatan sindroma Marfan's yang dideritanya, dan hingga kini tubuhnya belum bisa pulih benar seperti sedia kala). Poor guy.
Sekedar info, Bradford Cox ini tubuhnya sangat kurus, hampir seperti tengkorak hidup. Even more creepy, live performancenya sering menggunakan sundress! dude! wth?! Track berikut, "Tape Hiss Orchid" adalah 1:12 menit ambient/drone. These guys just love drone music. Lagu terakhir ditutup dengan "Heatherwood", bercerita tentang: I was born in Athens at a house my dad built on a street called Heatherwood Lane, which my mom named. I always figured I might go back there someday to die.
Deerhunter sedang mengerjakan album follow-up dari Cryptograms, berjudul Microcastle. Semoga lebih mencengangkan dari album sebelum-sebelumnya. Happy Sunday, Peoples!
Deerhunter - Cryptograms
Album ini direkam dalam dua session, yang dicapai setelah melalui proses rekaman yang sangat frustrating bagi mereka karena beberapa kali menemui kegagalan tidak kunjung mendapatkan sound yang mereka inginkan melalui tape music. Panic attacks and breakdowns were common during these sessions, namun mereka tetap berkonsentrasi untuk menghasilkan musik yang mereka impikan. Alhasil session pertama/first half of the album yang begitu stressful rampung diselesaikan dalam waktu yang sangat ekstrim: SATU HARI. First half is noisy, moody, and mostly instrumental except for Bradford Cox's occasional, heavily distorted sing-talking.
"Intro" berisi tebing-tebing suara angin yang dibasahi suara air mengalir. Untuk sesaat terdengar sangat damai, hingga masuk gema bass dan raungan efek-efek yang melahirkan kepanikan. It's quiet nervy, tapi Cox brilliant memang, suara gema bass yang terdengar itu ternyata adalah bass line untuk lagu kedua "Cryptograms". Track yang menjadi hit single ini sangat mengingatakan pada Can, karena pola musik yang sangat krautrocky ini didominasi oleh minimal bass pattern, old german surf drums, dan hook-hook gitar yang kelam namun fuzzy. Next comes "White Ink" which is just strummed guitar chords running through a delay-phaser. "Lake Somerset" bernuansa post-punk, penuh dengan eerie vocal Cox yang meraung-raung dibalik efek yang sangat mistis plus late 70's A Certain Ration drums. Tape loops di "Providence" menjadi jembatan untuk masuk ke "Octet", another pseudo post-punk yang sangat powerful (baca: peaceful.)
Second half of Cryptograms direkam beberapa bulan setelahnya, setelah semuanya pulih dari kepenatan yang dialami dari proses rekaman bagian pertama. Perubahan timbul di bagian kedua, yang mana the band actually sounds happy here, but happy in the disoriented sense, as though their old music had been administered a great number of painkillers and antidepressants. Drone manis "Red Ink" menjadi pembuka untuk 3 washed-out pop songs berikutnya yang sangat penting bagi album ini. "Spring Hall Convert" diawali dengan suara rapuh Cox "So I woke up.." which somehow reminds me of Radiohead! Intro gitar "Strange Lights" sangat serupa dengan Eno's "Needle in the Camel's Eye", hanya saja diselesaikan dengan retro power pop yang sangat depressing. "Hazel St" adalah track favorit gue, menyuguhkan alunan melodi hibridasi antara Interpol dan BSS yang sangat unik. Vokal Cox sangat cocok menyanyikan riff lagu yang happy sekaligus depressing ini, bercerita tentang mimpinya untuk menjadi seseorang yang sehat dan dapat tinggal di Hazel St, sebuah kota di Georgia. (Umur 16-nya dihabiskan ditempat tidur rumah sakit karena perawatan sindroma Marfan's yang dideritanya, dan hingga kini tubuhnya belum bisa pulih benar seperti sedia kala). Poor guy.
Sekedar info, Bradford Cox ini tubuhnya sangat kurus, hampir seperti tengkorak hidup. Even more creepy, live performancenya sering menggunakan sundress! dude! wth?! Track berikut, "Tape Hiss Orchid" adalah 1:12 menit ambient/drone. These guys just love drone music. Lagu terakhir ditutup dengan "Heatherwood", bercerita tentang: I was born in Athens at a house my dad built on a street called Heatherwood Lane, which my mom named. I always figured I might go back there someday to die.
Deerhunter sedang mengerjakan album follow-up dari Cryptograms, berjudul Microcastle. Semoga lebih mencengangkan dari album sebelum-sebelumnya. Happy Sunday, Peoples!
Deerhunter - Cryptograms