9/15/2007

Deerhunter - Cryptograms



Deerhunter adalah four-piece indie rockers yang berasal dari Atlanta (home of Black Lips, Snowden), beranggotakan Bradford Cox (aka Atlas Sound), Moses Archuleta, Josh Fauver, dan Lockett Pundt (aka Lotus Plaza). Band ini berdiri tahun 2001 digawangi oleh Bradford Cox dan drummer/keyboardist Moses Archuleta. Sebelum merekam album pertama Turn It Up Faggot, the group's original bassist Dan Bosworth meninggal dunia karena head injury akibat kecelakaan skate boarding dan akhirnya digantikan Josh Fauver. Setelah merilis Turn It Up Faggot, Cox menggaet sahabat lamanya Lockett Pundt untuk bergabung, thus solidifying the current line-up.

Album ini direkam dalam dua session, yang dicapai setelah melalui proses rekaman yang sangat frustrating bagi mereka karena beberapa kali menemui kegagalan tidak kunjung mendapatkan sound yang mereka inginkan melalui tape music. Panic attacks and breakdowns were common during these sessions, namun mereka tetap berkonsentrasi untuk menghasilkan musik yang mereka impikan. Alhasil session pertama/first half of the album yang begitu stressful rampung diselesaikan dalam waktu yang sangat ekstrim: SATU HARI. First half is noisy, moody, and mostly instrumental except for Bradford Cox's occasional, heavily distorted sing-talking.

"Intro" berisi tebing-tebing suara angin yang dibasahi suara air mengalir. Untuk sesaat terdengar sangat damai, hingga masuk gema bass dan raungan efek-efek yang melahirkan kepanikan. It's quiet nervy, tapi Cox brilliant memang, suara gema bass yang terdengar itu ternyata adalah bass line untuk lagu kedua "Cryptograms". Track yang menjadi hit single ini sangat mengingatakan pada Can, karena pola musik yang sangat krautrocky ini didominasi oleh minimal bass pattern, old german surf drums, dan hook-hook gitar yang kelam namun fuzzy. Next comes "White Ink" which is just strummed guitar chords running through a delay-phaser. "Lake Somerset" bernuansa post-punk, penuh dengan eerie vocal Cox yang meraung-raung dibalik efek yang sangat mistis plus late 70's A Certain Ration drums. Tape loops di "Providence" menjadi jembatan untuk masuk ke "Octet", another pseudo post-punk yang sangat powerful (baca: peaceful.)

Second half of Cryptograms direkam beberapa bulan setelahnya, setelah semuanya pulih dari kepenatan yang dialami dari proses rekaman bagian pertama. Perubahan timbul di bagian kedua, yang mana the band actually sounds happy here, but happy in the disoriented sense, as though their old music had been administered a great number of painkillers and antidepressants. Drone manis "Red Ink" menjadi pembuka untuk 3 washed-out pop songs berikutnya yang sangat penting bagi album ini. "Spring Hall Convert" diawali dengan suara rapuh Cox "So I woke up.." which somehow reminds me of Radiohead! Intro gitar "Strange Lights" sangat serupa dengan Eno's "Needle in the Camel's Eye", hanya saja diselesaikan dengan retro power pop yang sangat depressing. "Hazel St" adalah track favorit gue, menyuguhkan alunan melodi hibridasi antara Interpol dan BSS yang sangat unik. Vokal Cox sangat cocok menyanyikan riff lagu yang happy sekaligus depressing ini, bercerita tentang mimpinya untuk menjadi seseorang yang sehat dan dapat tinggal di Hazel St, sebuah kota di Georgia. (Umur 16-nya dihabiskan ditempat tidur rumah sakit karena perawatan sindroma
Marfan's yang dideritanya, dan hingga kini tubuhnya belum bisa pulih benar seperti sedia kala). Poor guy.

Sekedar info, Bradford Cox ini tubuhnya sangat kurus, hampir seperti tengkorak hidup. Even more creepy, live performancenya sering menggunakan sundress! dude! wth?! Track berikut, "Tape Hiss Orchid" adalah 1:12 menit ambient/drone. These guys just love drone music. Lagu terakhir ditutup dengan "Heatherwood", bercerita tentang: I was born in Athens at a house my dad built on a street called Heatherwood Lane, which my mom named. I always figured I might go back there someday to die.

Deerhunter sedang mengerjakan album follow-up dari Cryptograms, berjudul Microcastle. Semoga lebih mencengangkan dari album sebelum-sebelumnya. Happy Sunday, Peoples!

Deerhunter - Cryptograms

Panda Bear - Young Prayer



Noah Lennox a.k.a Panda Bear adalah salah satu anggota Animal Collective. Album ini adalah album solo keduanya yang rilis tahun 2004, menyusul rilisnya Sung Tongs (AC). 9 track untitled di album ini dibuat tahun 2002 setelah kematian Ayahnya. Total 39 menit seolah menggambarkan kaleidoskop emosi Noah dalam menghadapi kejadian yang frustrating baginya itu. Noah menggabungkan sentuhan drone-folk di Here Comes the Indian dan sisi trip pop di Sung Tongs (both AC) dan mengeksplor lebih dalam ke suatu tempat dimana kedua album tadi hanya bisa berharap. Young Prayer tidak berisi chanting dan cheering untuk mendapatkan atensi kalian seperti Panda Bear's work in AC, melainkan dia berhasil meramu musiknya menjadi sebuah meditasi yang berbau Trance.

Walaupun hanya gitar dan vokal yang ditawarkan, melodi ternyata jarang ditemukan sebagai penggerak dalam album ini. Repetisi menjadi perubahan penting dan sangat berperan dalam musik minimalis seperti ini. Suara falsetto hingga tenor parau Noah dimodulasi sedemikian rupa hingga menghasilkan tangisan emotif yang membius. Gitar yang tidak dimainkan secara konvensional (no chord progressions, whatsoever) terdengar seperti harpa seekor minotaur yang sedang menangis sedih di hamparan salju.

I can't really say much about this album, shitty review yang baru saja gue tulis diatas ga bisa di compare dengan original listeningnya. Let's just say i'm crap at reviewing, and you're awesome at listening. Download this. This is beautiful.


Panda Bear - Young Prayer

9/14/2007

Brightblack Morning Light - s/t



Nathan "Nabob" Shineywater dan Rachael "Rabob" atau "Rabinyah" Hughes adalah dua sahabat sejak kecil yang berasal dari Alabama, dan memulai band (Rainywood) untuk manggung pertama kali di Alabama Green Fest tahun 2001 yang hanya dikunjungi 15 orang-an. Thank god Will Oldham atau Bonnie "Prince" Billy ada disana dan menyaksikan mereka manggung. Will suka, dan instantly menjadi fan. Akhirnya, yeah tentu saja diajak tour bersama. Lucky? not very.

Musik yang dimainkan duo yang akhirnya menamakan dirinya Brightblack Morning Light ini memang membius. Elemen yang digunakan hanya berupa instrumen minimalis, beraroma psychedelic, dengan memasukkan unsur Blues, Soul, R & B, Gospel dan American Roots lainnya. Nabob dengan gitarnya membesut sayatan Alabama Blues yang sangat kental, membalut beat mid-tempo yang seolah ditahan lajunya oleh zat-zat kimia jahat yang mencegah kesadaran. Percussion, brass dan gaungan vokal dua menambah the warmth of the album. Namun core yang disajikan dalam musik mereka ternyata datang dari sweet tones of Fender Rhodes Piano yang dimainkan oleh Rabob. Hmm nggak tepat juga sih kalo dibilang sweet tones, karena hook-hook blues yang dihasilkan Rabob ternyata makin menambah alunan psychedelic 60's menjadi-jadi di udara. Vokal lemah nan malas Nabob seperti memaksa kita untuk terus mengikuti trip sampai habis.

Album ini dimulai dengan "Everybody Daylight", the hit single. Intro bluesy yang disambut raungan duo hippie ini langsung mengajak kita naik ke wagon pelangi yang akan berkeliling taman nirwana. Sinting. Tempo lagu-lagu yang dimainkan di album ini rata-rata sama, terkesan monoton, namun justru the constant beats bikin kita penasaran seperti apa track yang menunggu sesudahnya. "Friend of Time" menyuguhkan lapisan suara wind chime di awal lagu, memberi kesan Summer yang sangat sempurna untuk pergi ke danau dan menyantap beberapa jamur ajaib. Jangan tergesa-gesa beranjak, nikmati saja cool breeze yang datang menghantam kuping mu dari belakang. Jangan pikirkan waktu yang terbuang, karena "Think about time is wasting time" kata Nabob. "Fry Bread" lebih groovy sekaligus gelap, seperti The Doors yang sedang jam session di kuburan tua pada sore hari yang dingin. "Amber Canyon Magik" adalah track yang sadis, nuansanya hangat, dengan mantra yang dihembuskan repeatedly dari sela-sela percussion yang ringan, dan voĆ­la, sweet tines of wind chimes muncul lagi, namun kali ini di akhir lagu yang tiba-tiba mentransformasi aura ruangan menjadi groovy kembali di "Black Feather Wishes Rise". "We Share Our Blanket with the Owl" yang instrumental bernuansa indian mengakhiri album, mengantar kita keluar dari tenda psychedelia dan kembali ke wagon pelangi untuk bangkit dari perjalanan spiritual yang tak terbandingkan ini. Aneh dan agak sedikit membesar-besarkan memang, namun ini adalah kejujuran. I'm telling the right thing, and that's what this music hut is all about. Coolness.

Coolness juga di temukan di diri Nabob dan Rabob. Mereka (yang mengaku memiliki darah Native American somewhere) menolak total kehidupan kota dan lebih memilih hidup di kawasan rural di Carolina Utara, living in tents during the warmer months and a small cabin in the winter.

As written by N. Shineywater and R. Hughes on the Matador website:

"These collections of songs were written by two homeless friends from Alabama while living in tents in rural Northern California. The majority of this recording was completed without a permanent shelter. Our mixed blood holds some American Indian somewhere, but we have no reservation to live. Yet we make a deliberate attempt to be indigenous to the Earth nearby, away from city babylons. Matador Records asked us to record our songs, and this LP is what came of it.

If we travel with friends to your town sharing songs, we are grateful for that. We hope you will be too."

Cool or What?!

The Concretes - s/t




The Concretes are a popular Swedish indie pop band, currently composed of seven members. Much of their music focuses on simple melodies embellished with heavy orchestration. The Concretes began with Victoria Bergsman, Maria Eriksson, and Lisa Milberg. 

Since their formation in 1995, they have gradually acquired new members, growing into an eight piece band. Victoria was featured in Peter Bjorn & John's hit Young Folks. But on July 24, 2006 Victoria Bergsman left the band and began working on her solo project Taken By Trees. Lisa Milberg took over lead vocal duties on stage, and on the band's third album Hey Trouble


9/13/2007

Grizzly Bear - Friend EP



Yellow House tampaknya tidak cukup untuk memuaskan rasa haus akan party di akhir pekan menurut Ed Droste dkk. Pesta seharusnya dimeriahkan bersama teman-teman, apalagi teman-teman yang sangat cool seperti CSS, Band of Horses, Atlas Sound (Bradford Cox of Deerhunter), Zach Condon (Beirut), dan Dirty Projectors. 

Oh wow mau ada apaan nih?! well, mereka ini bakal naik panggung dan nyanyiin lagu Grizzly Bear di EP terbarunya, Friend. Grizzly Bear juga sempat membawakan lagu cover dalam recent tour mereka, yaitu the Crystals' He Hit Me (It Felt Like a Kiss) which is sounds beautiful their version. Tapi kali ini giliran Lovefoxxx si lucu dkk. yang bakal nyanyiin Knife. Aaaaaaaw. Disamping itu EP ini juga berisi alternate version dari beberapa lagu Yellow House dan Horn of Plenty. Friend akan rilis November 6.

Party Run Down:

1. Alligator (Choir Version) [ft. Zach Condon and Dirty Projectors]
2. He Hit Me (And It Felt Like a Kiss)
3. Little Brother (Electric)
4. Shift (Alternate Version)
5. Plans (Terrible vs. Nonhorse: Sounds Edit)
6. Granny Diner
7. CSS - "Knife"
8. Band of Horses - "Plans"
9. Atlas Sound - "Knife"
10. Deep Blue Sea (Daniel Rossen Home Recording)


Knife video (music video paling absurd sedunia):

9/12/2007

Silversun Pickups - Carnavas



Silversun Pickups consists of Brian Aubert (vocals/guitar), Nikki Monninger (vocals/bass), Christopher Guanlao (drums), and Joe Lester (keyboards). The band members are friends who had played together previously or in mutual friends' bands. The band originated in L.A.'s much-vaunted Silver Lake music scene, home of Elliott Smith, Rilo Kiley and others. Their name comes from a liquor and convenience store near their house at Sunset and Silver Lake Blvds in Los Angeles. The band's sound, often encompassing multiple overdubs of distorted guitars, is frequently compared to that of The Smashing Pumpkins, although the band members also say they are heavily influenced by other artists as diverse as My Bloody Valentine, the Velvet Underground, Elliott Smith, Sonic Youth, Modest Mouse, and Secret Machines as well as numerous other artists with lesser publicity.

The band toured the UK and Ireland while Carnavas was released there on May 28, 2007. They opened for the Foo Fighters in Edinburgh, Scotland, and Dublin, Ireland. Members Brian Aubert and Joe Lester are also former members of the indie rockband Sea Wolf. Joe is also a former member of Pine Marten. The band also is associated with the now-defunct L.A. recording studio / cult-of-brotherhood "The Ship", along with The Movies, Sea Wolf, Pine Marten, Great Northern, and Earlimart. The ballad "Creation Lake", sung by Nikki on Pikul EP (released July 2005), is actually a cover of a song by The Movies.


Silversun Pickups - Carnavas

9/07/2007

The Sea & Cake - One Bedroom



This is the Sea & Cake with their best work, One Bedroom. Please enjoy.

9/02/2007

V/A - Hallucinations: Psychedelic Pop Nuggets from the WEA Vaults



Alright kids the 60's isinya bukan cuma Beatles dan the Stones. tapi juga ribuan band keren dengan rasa psychedelic yang lebih berwarna daripada pelangi. Kalo lo denger San Francisco era 60-an, apalagi Golden Gate Park, pasti otak lo langsung referring to suatu tempat ngumpul drug-headed hippie berdansa ria dibawah matahari, main layangan, minum bir diatas tikar, have sex di semak semak, baca puisi, dan lain-lain yang pasti ga jauh-jauh dari panggung rock n' roll.

What are you about to download, adalah album kompilasi lagu-lagu psychedelic pop 60-an yang sarat aroma Golden Gate Park. Band-band juara macam Kim Foley, The Electric Prunes, Lee Mallory dan Adrian Pride yang sempat menghantam rongga udara di langit California saat
itu ikutan masuk menjadi pengisi album ini. Okay okay tapi psychedelic pop kayak apaan sih? well, kira-kira gini: psychedelic pop adalah musical style yang terinspirasi dari psychedelic rock yang soundnya lebih keras, namun diaplikasikan ke suatu bentuk musik yang bersetting pop. Sebenernya pada dasarnya kebanyakan band psychedelic pop merupakan band pop/rock konvensional, hanya menggunakan ornamen-ornamen psychedelic seperti sitar, fuzz bass, tape music, lirik yang sarat hal-hal spiritual dan natural, dll. Namun banyak juga yang hanya berupa pop/rock group biasa, tapi memfokuskan ciri psychedelicnya pada fashion style-nya yang extreme. Pernah liat Jefferson Airplane atau Donovan? mereka punya fashion style yang sangat "Flower Generation", tapi juga mampu menciptakan musik yang lebih trippy dari pakaiannya.

Okay lo mungkin butuh LSD atau Psylocibin untuk bersiap menghadapi track pembuka album ini. Hallucinations oleh Baker Night & The Nightmares keren mengusung sunshine rock n' roll yang sangat bersemangat. Efek-efek trippy ga bisa dicegah, bikin kita berhalusinasi sambil tak terasa bergoyang terseret beat. Even more genius, track kedua oleh The Misty Wizards masuk dengan harmonisasi vokal ala The Zombies atau Beach Boys yang sangat apik. Gaungan solo gitar di tengah lagu lagi-lagi bikin kita berhalusinasi. Even more you listen, even greater the vibration! seiring lagu berjalan dan berganti ke lagu berikut semakin terasa pula aura psychedelia yang membumbung tinggi. Key track dalam album ini dipegang oleh Adrian Pride dengan lagunya Her Name is Melody. Vokal dan melodinya yang terdengar kental terpengaruh Ravi Shankar bercampur apik dengan fuzzy guitars seperti ramuan sakti yang diciptakan tetua suku di India yang akan diberikan kepada pemuda desa yang baru saja masuk puber dan dilegalkan untuk bercinta dengan kekasihnya. Kim Foley pun tak mau kalah dengan outerspace spaz rock maut miliknya berjudul Strangers From the Sky. Beberapa detik UFO effects di intro akan membuatmu merinding hingga akhirnya mengagetkanmu dengan masuknya drum. If you're hearing this using headphones, then you will feel as you are in some silver spaceship, berbaring di bawah wajah-wajah asing alien yang bereksperimen dengan tubuhmu. And suddenly flute masuk dengan seruan sang alien berkata "There is life on Alpha-Centauri, the north periphere. Eyes of the living stars has seen us!". Yes, pure psychedelic experience extra-galaxy. Bayangkan zat apa yang diinject mr. green man kedalam tubuhmu! tentunya bukan asam lysergic diethylamide biasa. Apa yang terjadi? akankah berakhir? kau dilanda kepanikan karena zat tersebut membuat segala sesuatu menjadi perak dan terdengar suara-suara Dr. Leary dari penjuru ruangan. Who's to help? Lee Mallory mungkin lebih tau hal ini dan ia akan menyuruhmu bersabar menghadapi ini, That's The Way It's Gonna Be, Wait and See. The rest of the trip depends on how calm your souls menghadapi perjalanan luar jiwa ini. Have a nice trip.

This trip is extremely for use under experienced supervision. Unresponsible use can cause bad trip, or even flip out.

V/A - Hallucinations: Psychedelic Pop Nuggets from the WEA Vaults part 2


8/31/2007

Japanese Prank Gallery

Happy Friday! :)























BANZAI.

Okkervil River - The Stage Names



Album keempat dari band yang berasal dari Austin, TX ini brilliantly mendapatkan highly acclaimed critics dari berbagai situs musik terkemuka. Thanks to the fuzzy-folk-rock vibe, The Stage Names is a relatively straightforward roots-rock record, rounded out by clever, pop-culture-obsessed songs. Melangkah lebih maju dari album sebelumnya, The Black Sheep Boy,
beberapa angle kasar dan hook-hook emosional diramu menjadi satu rasa di dalam good-spirited rock n' roll yang sejuk. Track pembuka yang berjudul Our Life is Not a Movie or Maybe cerdas mengawali album dengan power yang cukup garang ala Arcade Fire, disusul Unless it's Kicks yang masuk menghantam dengan drunken guitar intro ala Walkmen, lalu diikuti sejumlah Pavement-esque ballads dan breakdown rock yang depressing yet addictive.

A Girl in Port dengan gaungan manis lap slide guitarnya menjadi key track sekaligus anchor di album ini. Album ini ditutup track John Allyn Smith Sails yang berkisah tentang coming home, moaning "..and so i fly into the brightest winter sun, of this frozen town i'm stripped down to the vault. My friends i'm gone..", Just a brilliant ending. Sound Okkervil River mempunyai keserupaan dengan The Decemberists, Neutral Milk Hotel, bahkan young Mr. Oberst and yet they seem to take the best parts of those three groups and leave out their less attractive qualities. While their records seem to have themes and use grandiose arrangements, they're nowhere near as theatrical, comical, over-the-top or downright silly as hipster favourites The Decemberists. Likewise, Will Sheff's songwriting is certainly not short on the sad bastardness of Bright Eyes, but it manages to exist without the melodrama and with far more to offer the listener. Finally, Okkervil River are far more readily accessible and less cryptic than Neutral Milk Hotel, both lyrically and in the existence of a singer with a voice that's, you know, listenable. With all of these things in mind, it's confusing and mildly frustrating that Okkervil River haven't caught on at the same level as the rest of these bands, but with a bit of luck, The Stage Names will be the record that does it for them.

8/30/2007

V/A - Guilt by Association


Have you ever felt embarrassed listening to one-hit wonders or pop gems of yesteryear? Fear not. Your favorite Indie superstars are giving the OK by joining in together for "Guilt By Association", a collection of songs by today's most exciting Indie talent re-interpreting their favorite guilty pleasure pop songs. Petra Haden delivers a soaring acapella version of Journey's anthem Don't Stop Believin'. Will Oldham/Bonnie 'Prince' Billy turns Mariah Carey's Can't Take That Away into a bittersweet synth ballad. Jim O'Rourke, who produced albums for Wilco, Beth Orton and Joanna Newsom transforms the Spice Girls' ballad Viva Forever into something that wouldn't have been out of place as a take out of a Beth Orton session.

Lets all wallow in our guilt and enjoy these remembered gems, indie-style. yeah.



Tracks:
1. Petra Haden - ”Don't Stop Believin” (Journey)
2. Devendra Banhart - ”Don't Look Back In Anger” (Oasis)
3. Mark Mulcahy - ”From This Moment On” (Shania Twain)
4. Luna - ”Straight Up” (Paula Abdul)
5. The Concretes - ”Back For Good” (Take That)
6. Jim O'Rourke - ”Viva Forever” (Spice Girls)
7. Goat - ”Sugar We're Going Down” (Fall Out Boy)
8. Will Oldham - ”Can't Take That Away” (Mariah Carey)
9. Woody Jackson Orchestra ft Money Mark - ”Love's Theme (Love Unlimited Orchestra)”
10. Porter Block - ”Breaking Free” (High School Musical)
11. Mooney Suzuki - ”Just Like Jesse James” (Cher)
12. Geoff Farina - ”Two Tickets To Paradise” (Eddie Money)
13. Casey Shea - ”Chop Suey” (System of a Down)
14. Superchunk - ”Say My Name” (Destiny's Child)
15. Mike Watt - ”Burning For You” (Blue Oyster Cult)

V/A - Guilt by Association Part 1
V/A - Guilt by Association Part 2

here's the video for Devendra Gallagher's Don't Look Back in Anger, dir. by Andy Callahan:



source: http://www.myspace.com/guiltbyassociation

Neo Folk/Naturalismo Movement


Pernah denger Devendra Banhart, Joanna Newsom, Iron & Wine atau Vashti Bunyan kan? they are some of the few (pioneers to be exact) pengusung musik minimalis bernuansa psychedelic a la Vietnam Era. Well, karena emang musik 60's yang mereka hidupkan lagi. Kita tahu era 60's di barat adalah era dimana lahirnya suatu gerakan revolusi manusia yang rebelious, gondrong, grow santa claus beards, telanjang, mencorat coret badan serta mobilnya dengan gambar bunga bunga, giting di taman, dan berdansa di bawah bibir Mick Jagger yang melepaskan ratusan kupu-kupu ke langit. That's right, the
Hippies. But what are they actually?

Originally para
Hippies ini berawal dari sekumpulan orang-orang yang tergabung dalam suatu subkultur di Amerika Serikat pada awal 1960-an, dan berkembang menjadi sebuah komunitas sosial tahun 1965 dan menyebar ke negara-negara lain (eropa) sebelum mencapai kemundurannya pada pertengahan 70's. Awalnya mereka adalah bagian dari suatu gerakan pemuda yang terdiri dari beberapa pemuda kulit putih, between the ages of 15 - 25 tahun, yang mewarisi tradisi Bohemian dan Beatniks. Mereka menolak institusi pemerintahan yang sah, mendukung nilai-nilai para kaum menengah, menolak Nuclear Weapons & Vietnam War, menyanjung aspek-aspek agama di timur, menegakkan kebebasan sexual, were often Vegetarian dan Eco-Friendly, mempromosikan penggunaan Psychedelic Drugs untuk memperkaya jiwanya, dan membentuk komunitas yang intense. Mereka menggunakan Alternative Arts, Teater Jalanan, Folk Music dan Psychedelic Rock sebagai bagian dari lifestyle-nya, dan sebagai cara untuk mengkspresikan perasaan, protes, dan pandangan mereka akan Peace, Love, and Personal Freedom. Mungkin sangat jelas digambarkan oleh Beatles lewat "All You Need is Love".


Okay so terus what's this Neo Folk/Naturalismo movement? Ini adalah term yang lazim digunakan untuk gerakan folk music tahun 2000-an yang akhir-akhir ini muncul ke permukaan. Dimotori oleh Devendra Banhart, yang secara spektakuler memunculkan kembali atmosfir 60an dengan musiknya pada awal 2002 lewat album "
The Charles C. Leary". Musik Devendra sangat terinspirasi oleh Vashti Bunyan, a long lost british female folk artist yang diorbitkan oleh manager the Stones tahun 1965 namun hilang karyanya karena tidak begitu mencapai kesuksesan di akhir 70's. But then ternyata karirnya tidak tamat sampai situ. Devendra re-discovered her dan akhirnya dunia menemukan kembali her lost jewel, "Just Another Diamond Day" yang dirilis kembali (which consisted of songs written while traveling in a horse drawn gypsy cart!). Beberapa kolaborasi pun terjadi, assuring her influence over a new generation of folk artists. Diantaranya Devendra Banhart, Animal Collective, Adem, dan menemani Vetiver tour keliling Amerika. Devendra sendiri sampai saat ini sudah menelurkan 7 album dan 1 album kolaborasi bersama Jana Hunter serta sempat dipercaya menjadi kurator untuk majalah Arthur dan menerbitkan album kompilasi atas namanya bertajuk "The Golden Apples of the Sun" berisi belasan New Folk tracks. Album terbarunya akan lahir September mendatang.


Beberapa artis lain pengusung musik ini melahirkan kembali sound-sound pendahulu mereka di tahun 60-an. Gitar akustik, woodwinds, percussion, sitar, bahkan harpa menjadi senjata utama dalam genre ini. Elemen-elemen dasar American Roots seperti country, folk, bluegrass pun sering terdengar. Lirik dan temanya nggak jauh dari alam, perasaan dan interaksi manusia, binatang, pengalaman spiritual, dan sejumlah freak things lainnya. Oh yeah, bahkan banyak yang menyebut genre ini sebagai Freak Folk atau New Weird America karena memang kebanyakan bentuk musiknya lebih ke arah "Aneh" dan sulit dicerna untuk telinga awam. Animal Collective, band asal Baltimore yang kental unsur noise dan experimentalnya bahkan memiliki lagu-lagu yang hanya berisi teriakan-teriakan, haunting chants, dan gulungan perkusi. For me honestly, gue suka banget sama musik ini karena menurut gue mereka bisa menciptakan suatu musik yang tidak hanya didasarkan oleh kreatifitas yang way beyond imagination, namun juga estetika dari keunikan musiknya masing-masing, menemukan identitas diri yang membawa mereka ke suatu ruangan yang bertuliskan "Freaks". No, lebih tepatnya "Genius". Hahah ngomong apaan sih gue, coba dengerin aja sendiri and start becoming another Freaks! (in a good psychedelic way). PEACE.

Aloha + Cool Feist Live Act.


Okay, this is so right. I just made a stupid idea to create a blog that i don't even know where to start. But y'all stay close cos there's going to be stupid things you stupid kids might like like music, humour, movie reviews, and other hip shits. what?

Ah okay here's for starter, gimana kalo kita nonton Feist live performance di talk show Late Show with David Letterman? gue tau lo semua udah denger latest albumnya, "The Reminder" and you must love it to your backbones. but prepared to this; her backing choirs included list of Kevin Drew and Brendan Canning (Broken Social Scene), A.C. Newman (The New Pornographers), Aaron Dessner, Bryan Devendorf, and Scott Devendorf (The National), Nicole Atkins, everybody in Grizzly Bear, and the suami isteri rockers, Mates of State.

It's like "We Are the World" of Indie Rock.